Ulasan Film Bloodshot

Hoi kawan!
Kembali lagi di blog gue, pembatas komik.

Hari ini gue berniat ngebahas film yang udah dari 2 minggu kemarin keluar Bloodshot, dan hati-hati mungkin aja ada spoilers.

Sebelum gue membahas tentang film ini, sedikit informasi film ini gue tonton sebelum pemerintah ngumumin kita untuk diam di rumah.

Film ini merupakan adaptasi dari salah satu karakter buku komik dengan nama sama di penerbit Valiant Comic. Karakternya sendiri cukup terkenal di komik itu, seorang mantan pembunuh yang menjadi uji coba nanites (nanobots) yang disuntikan di tubuhnya yang ngebuat dia memiliki healing factor, refleks luar biasa, kekuatan melebihi manusia normal, bisa menggunakan semua senjata, dan masih banyak lainnya. Karakternya juga mudah marah, jadi pembaca komik ada yang memplesetkan namanya jadi Bloods Hot, karena sifatnya yang sumbu pendek.

Film ini disutradari oleh David S. F. Wilson yang sebelumnya pernah menyutradarai salah satu episode dari serial animasi pendek Netflix, Love, Death and Robot. Sebelum memulai karir jadi sutradara dia lebih dikenal sebagai seorang pembuat CG special effect, beberapa proyek yang pernah melibatkan dia salah satunya Star Wars: KOTOR dan BioShock Infinite, kalau di film dia terlibat di Avengers: Age of Ultron.

Karena pandemi yang terjadi film ini nge-bomb di bioskop, dengan budget sekitar 45 juta dolar, film ini cuma mendapatkan keuntungan sekitar 25 juta dolar dari pemjualan tiketnya diseluruh dunia.
Vin Diesel sendiri memerankan tokoh Bloodshot cukup baik sebagai super soldier percobaan, walau karakter Ray Garrison/Bloodshot dikomik seharusnya berambut, namun hal itu tidak mengurangi performa Vin Diesel menghidupkan karakter komik di dalam film ini.

Film ini dipenuhi dengan adegan action, beberapa adegan ada yang cukup membuat gue takjub. Akan tetapi, ada beberapa adegan CG yang terlihat sekali itu CG seperti potongan animasi dalam game yang disatukan ke dunia nyata.

Akan tetapi, tokoh Bloodshot di film ini gue rasain gak pernah keliatan dalam bahaya, pasalnya kekuatan dari nanitesnya gak ngebuat dia cuma jadi super soldier kaya Captain America saja, tapi juga ngasih kekuatan kaya bisa ngebentuk ulang tubuhnya yang hancur kaya kepalanya yang hancur pada salah satu adegan di film.

Sehingga ketika pertarungan terakhir melawan musuhnya yang memiliki tangan mekanik tambahan seperti sudah terlihat kekalahannya sedari awal, karena musuhnya gak mungkin mampu ngehadepin kemampuan penyembuhan nanitesnya Bloodshot. Bukan hanya pada pertarungan terakhir saja, namun seluruh musuhnya difilm ini kemampuannya terlalu jauh dibanding dirinya.

Yang menarik adalah origin story dari karakter Bloodshot di film ini sampai akhir tidak jelas, karena seperti yang diperlihatkan ditrailer kalau ingatan si karakter utama merupakan buatan dari orang-orang laboratorium dimana dia dijadikan kelinci percobaan. Bisa dibilang ini seperti karakter Guy Pearce di film Memento yang diberi bumbu action dan super hero.

Film ini walau ada beberapa kekurangan tapi gue rasa tetap solid untuk sebuah film dengan budget 45 juta dolar. Kesalahan fatal film ini cuma waktu penayangannya yang sayangnya tidak tepat, ditambah lagi trailer film ini tidak membantu menjual keseruan yang ada di film ini, karena banyak hal menarik yang bisa di explore di film ini, yang malah bikin gue tertarik akan universe didalam dunia Valiant Comic.

Gue berharap film ini dirilis ulang di waktu yang lebih tenang, terus film ini juga lebih mendapatkan sorotan dan kesuksesan lebih yang pantas dibanding sekarang, dan kalau bisa dia membuat universe film superheronya sendiri nanti di masa depan.

Sekian dulu ulasan dari gue, sampai ketemu di blog gue selanjutnya XDb

Comments