Ngobrol Santai Lord of The Rings Trilogi

Halo Kawan !
Balik lagi ke blog gue pembatas komik.

Hari ini gue mau ngebicarain film trilogi terbaik menurut gue yaitu Lord of The Rings trilogi.
Menurut gue kalau dari novel sendiri bagusan The Hobbit sebenarnya, mungkin gara-gara cerita yang lebih simple tapi masih bisa membawa kita ke dunia penuh fantasi buatan Tolkien, petualangannya pun lebih singkat cuma bermodal satu buku novel saja, bahasanya yang digunakan pada terjemahannya juga lebih masuk bagi gue mungkin karena awalnya buku The Hobbit emang peruntukannya untuk anak-anak jadi Tolkien memakai bahasa inggris yang lebih simple dibanding Lord of The Rings.
 
Akan tetapi, The Hobbit gagal diterjemahkan kedalam media film apalagi film ini diperlebar menjadi 3 film dari sumbernya yang hanya satu buku saja, chemistry menarik yang menyihir pembaca The Hobbit gagal tersampaikan di filmnya, yang membuat para penonton termasuk gue jadi lupa sebenarnya trilogi The Lord of The Rings itu film yang luar biasa.

Petualangan yang dipenuhi harapan dan perjuangan.

Satu kalimat itu mungkin yang bisa ngegambarin film Lord of The Rings.

Saat gue WFH, beberapa hal yang gue lakuin dirumah biar gak ketiduran dan kelewatan jadwal meeting di zoom dan akhirnya dimarahin karena telat ikut setengah jam #BukanPengalamanPribadi, yaitu nonton film disela-sela jam kerja dirumah soalnya seriusan deh bikin ngantuk dan males ngapa-ngapain banget kalau kerja remote dari rumah begini, bawaannya pengen tidur aja.

Gue awalnya mulai dari nontonin video berdurasi pendek kaya di youtube, tapi lama-lama garing juga akhirnya coba nontonin koleksi film-film dirumah sampai minggu kemarin gue nontonin film Lord of The Rings yang awalnya cuma mau nonton film pertamanya aja karena durasi filmnya sendiri udah panjang, tapi saking serunya malah jadi binge watching itu trilogi sampai habis, untung pas hari itu kerjaan dikit dan gak ada jadwal meeting di zoom soalnya pas liat waktu gak kerasa udah sore sampai abis jam kerja.

Bukan maksudnya membandingkan tapi emang ngebandingin, sebelum menonton film Lord of The Rings gue hari-hari sebelumnya nonton film-film Star Wars sambil diselingi kerjaan dan film-film lain, dan setelah habis nonton Lord of The Rings gue sadar ini film yang bagus, bahkan lebih baik dari film Star Wars.

Mungkin karena gue lelah juga nontonin film yang serialnya begitu panjang, dan gak kaya Lord of The Rings yang gue habisin dalam sehari, Star Wars disisi lain gue tonton lebih dari seminggu padahal gue suka sama franchisenya tapi entah kenapa setelah habis nonton itu trilogi gue langsung menilai bahwa trilogi ini merupakan film yang lebih baik.
Banyak adegan di film Lord of The Rings yang adegan cuma murni kesenangan atau murni kesedihan saja tanpa embel-embel kompleksitas adegan yang anehnya bisa ngebawa gue untuk merasakan hal sama dengan yang dirasakan karakter-karakternya.

Kalau dilihat dari cangkang luar cuma film tentang hobbit dan teman-teman interasialnya mengantarkan cincin sakti ke gunung berapi, walau memang itu intinya tapi banyak kemasan cerita di film ini yang membuatnya lebih menarik dan menjual kalau dibandingkan dengan sumber novel aslinya. 

Di film keduanya Two Towers, ada dialog yang cukup mengena bagi gue ketika Frodo dan Sam berkhayal tentang orang-orang akan bercerita tentang petualangan mereka menuju Mordor, lalu saat dialog tersebut muncul pertanyaan apakah mereka akan menjadi pahlawan (protagonis) dicerita itu.

Hal itu cukup ngena di gue bagaimana diumur segini yang bisa dibilang seperempat atau sepertiga perjalanan hidup gue yang pasti bakal jadi cerita, tapi akan jadi cerita yang bagaimana dan bagaimana akhirnya. Apakah kita cuma bakal karakter sampingan di mata orang-orang dengan tidak meninggalkan apa-apa selama di masa hidup, atau menjadi antagonis yang menjadi beban dan dibenci orang banyak.

Atau menjadi pahlawan yang bisa membantu orang dan memberi inspirasi banyak orang untuk terus melangkah maju menjalani kesulitan dalam hidupnya. Memberi kesan yang berarti disepanjang hidup kita untuk orang yang kita sayangi.

Trilogi ini dipenuhi dengan harapan dan momen inspiratif, dimana ketika Fellowship of The Ring terpecah belah dan akhirnya mereka tidak bisa membantu Frodo untuk mengemban tugasnya secara langsung lagi, mereka masih berusaha ngebantu kawannya itu secara tidak langsung dan orang -orang disekitarnya.

Seperti saat sisa Fellowship of The Ring bergabung dalam peperangan di middle Earth melawan pasukan Sauron.
Sam disepanjang film ini juga begitu bijaksana, banyak kata-katanya dipenuhi harapan dan inspiratif. Salah satu kalimat yang gue suka dari Sam itu pas di film ketiganya Return of The King yang juga mencerminkan perasaan semua anggota Fellowship of The Ring, dimana dia kira-kira bilang begini ke Frodo "Gue gak bisa ngegantiin lu buat bawa itu (cincin), tapi gue bisa ngebawa lu" dilanjut dengan Sam ngegendong Frodo yang sudah lemah ke Mordor.

Tugas yang Frodo emban itu terlalu berat buat seorang Hobbit, kaum Hobbit memiliki awwak pendek kaya Dwarf tapi gak kuat seperti mereka, mereka cuma seperti manusia dengan tinggi setengahnya. Para Fellowship of The Ring tau hal itu, dan tahu juga kalau lambat laun cincin yang dibawanya akan meracuni otak Frodo membuat ragu akan perjalanannya ke Mordor.

Frodo juga bahkan sudah diperlihatkan otaknya teracuni oleh bisikan jahat sang cincin sakti, bahkan Sam juga sempat mengambil alih tugasnya Frodo sebentar. Tapi ternyata gak bisa, tugas ini dimulai dari Frodo dan harus diakhiri oleh Frodo juga. Makanya ketika adegan Sam menggendong Frodo benar-benar mewakilkan para Fellowship of The Ring dan cukup menyentuh juga mengingat perjalanan mereka dari 2 film sebelumnya.

Banyak banget yang bisa dibahas dari trilogi Lord of The Rings, kaya adegan-adegan dan dialog dari Sam yang ngewakilin keadaan sekarang di masa pandemi ini. Tapi kayaknya cukup dulu deh, besok atau lusa gue mau ngasih rekomendasi serial TV yang belum lama ini keluar.

Sampai ketemu di blog selanjutnya kawan XDb

Comments